Sekarang banyak berdiri lembaga wakaf baik yang terdaftar maupun yang tidak.

Silahkan bebas berwakaf kemana saja. Sesuai dengan kepercayaan pewakif.

Bila saya ditanya. Saya menyarankan pilih lembaga wakaf yang memenuhi kriteria berikut:

1. Pilih lembaga yang rutin mengeluarkan laporan keuangan. Terbuka. Di website. Bukan cuma laporan berupa foto foto dan uang masuk aja.

Kebanyakan lembaga share cuma foto foto aja. Saat ditanya laporan keuangannya kelabakan.

Jarang yang bisa kasih laporan detil. Uangnya dipakai untuk apa, gaji pengurus berapa yang berasal dari keuntungan wakaf, biaya iklan berapa dan laporan detil lainnya.

Sesuai aturan BWI pengurus wakaf tidak boleh mengambil gaji dari dana wakaf yang masuk.

Pengurus hanya boleh ambil gaji dari keuntungan wakaf. Dari keuntungan bukan dari pokok. Biasanya badan wakaf yang terdaftar di baznas dan BWI memenuhi kriteria ini.

2. Cari lembaga wakaf yang pengurusnya tidak pamer mobil motor mewah atau olahraga mahal seperti berkuda apalagi jam tangan mahal.

Buat apa sih?

Poin ini biasanya didebat. Dengan alasan untuk menjaga Izzah untuk olahraga dst.

Tapi bagi saya sungguh tidak bijak yang mengelola wakaf beli mobil atau motor mewah atau punya kuda dari dana sumbangan. Posisi pewakif itu lebih tinggi dari Nazir.

Jangan sampai yang mau berwakaf pakai kendaraan sederhana sedangkan Nazir pakai mobil mewah.

Pernah melihat ikrar wakaf tanah luas. Pewakif sederhana sekali. Nazirnya pakai jam tangan yang terlihat mahal. Necisnya berlebihan.

Menurut saya kurang pas. Bila ingin punya mobil mewah, kuda atau jam mahal. Silahkan jadi pebisnis bukan pengelola wakaf.

3. Cari lembaga yang hasil dari pengelolaan wakaf ini menguntungkan.

Kalau pun rugi dapat penjelasan kenapa pokoknya berkurang. Ini biasanya bisa dilihat di laporan keuangan. Kalau tidak ada laporan keuangannya bagaimana bisa dinilai. Ini soal pilihan saja. Sesuai keyakinan.

Silahkan pilih lembaga wakaf yang bisa dipercaya 🙏