Sampah di Bandung Raya Menumpuk, Perlu Ubah Tata Kelola Penanganan

Sebagai calon anggota DPR dari daerah pemilihan Kota Bandung, saya merasa perlu untuk mengangkat isu serius mengenai permasalahan sampah di Bandung Raya. Saat ini, pembuangan sampah di wilayah ini hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang sudah overload. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya kapasitas volume TPA Sarimukti hingga mencapai 15 juta ton, padahal seharusnya lahan seluas 25 hektar tersebut hanya mampu menampung 2 ton sampah per hari.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan yang berkelanjutan dan kolaboratif. Salah satu pendekatan yang perlu dilakukan adalah pola desentralisasi penanganan sampah. Gerakan-gerakan serupa telah banyak dilakukan dan memberikan contoh yang baik. Namun, kunci keberhasilan dari pendekatan ini terletak pada kesadaran masyarakat, edukasi yang terus berlanjut, dan kolaborasi antar sektor.

Pertama-tama, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penanganan sampah yang baik. Melalui kampanye-kampanye penyuluhan dan edukasi yang terus menerus, masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai dampak buruk yang ditimbulkan oleh pembuangan sampah sembarangan. Mereka juga perlu diberdayakan dengan informasi mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan cara-cara pengurangan sampah.

Selain itu, kolaborasi antar sektor juga sangat penting dalam penanganan sampah di Bandung Raya. Pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Ini dapat dilakukan melalui pendirian pusat daur ulang, peningkatan infrastruktur pengolahan sampah, dan pemberian insentif bagi pelaku usaha yang berkontribusi dalam pengurangan sampah.

Selain itu, pemilihan dan pemilahan sampah juga perlu menjadi budaya yang diterapkan di Bandung Raya. Pemerintah daerah harus mempercepat langkah-langkah dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan mendorong masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sejak awal. Pendidikan tentang manfaat daur ulang dan pengurangan sampah juga harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah.

Adanya rencana untuk memindahkan TPA Sarimukti ke Legok Nangka pada tahun 2024 merupakan langkah yang positif. Namun, selain pemindahan TPA, upaya harus dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan secara keseluruhan. Inisiatif seperti penggunaan kembali barang, pengurangan plastik sekali pakai, dan promosi gaya hidup berkelanjutan perlu didorong dengan keras.