Pinjam ke bank konvensional
Setelah sukses lalu kampanye jangan pinjam ke bank
Suatu hari saya diundang makan pagi dengan pemilik penerbit Qur’an yg besar. Saat itu beliau menjelaskan tentang bahaya riba dan pinjam uang ke bank. Dia menyarankan saya tidak pinjam uang ke bank. Dia mengatakan bertahun tahun pinjam uang di bank konvensional untuk membesarkan usahanya. Sehingga tumbuh cepat. Punya gedung, mesin cetak dan aset lainnya banyak. Setelah lunas dia tiba tiba sadar tentang bahaya riba. Karena itu menyarankan untuk tidak pinjam bank. Saya sedikit protes. Kenapa setelah perusahaan besar. Pinjaman sudah lunas. Baru sadar. Malah minta ke perusahaan lain untuk tidak pinjam bank. Enak di bapak tidak enak di saya.
Jabal dari dulu sadar tentang bahaya pinjam bank. Efeknya lambat untuk berkembang. Mau beli sesuatu harus nabung dulu. Mau beli aset harus nabung lama. Yg pinjam bank harga produk bisa lebih murah. Bisa beli bahan banyak. Bisa jual tempo dan kredit ke orang lain. Sedang jabal harus jual cash ke konsumen. Konsumen tentu lebih senang bayar belakangan. Kenapa setelah punya aset yg besar. Perusahaan sudah besar. Ngajak orang lain untuk tidak pinjam bank. Pemilik penerbit Qur’an itu tersenyum dan tertawa.
Jabal Istiqomah dari pertama terbit tahun 2004 sampai 2020 ini. Tanpa pinjaman bank. Anda bila benar ingin menegakkan ekonomi syariah. Ingin sesama muslim maju. Belilah kitab suci yg ada logo Jabal nya. Kalau ingin perbankan maju. Orang non muslim semakin menguasai ekonomi. Silahkan boleh beli kitab suci yg tidak ada logo Jabal nya.
Jabal Istiqomah. Semampunya. Sekuat Tenaga.