5 tahun lalu ada teman yang mengajak untuk bergabung dengan koperasi 212. Alasannya potensi yang besar dari gerakan 212 ini.
Saya ucapkan terima kasih atas ajakan itu. Tapi menolaknya. Bahkan bilang ke beliau supaya tidak ikut juga.
Apa alasannya?
Bisnis sangat sulit. Organisasi, perkumpulan, lembaga sosial kemungkinan besar akan gagal bila mendirikan bisnis dan mengelola nya. Terutama bila bisnis itu dibuat untuk diadu dengan perusahaan sejenis.
Sepengetahuan saya pesantren juga tidak ada yang berhasil mendirikan perusahaan dari nol dan mengelola nya. Bisnis pesantren hanya berhasil yang berhubungan dengan kebutuhan santri dan internal. Bila keluar dari pesantren lebih banyak gagal. Bisa dicek
Perkumpulan atau organisasi akan lebih berhasil bila fungsinya lebih kearah investasi. Mengumpulkan dana anggota nya lalu membeli saham perusahaan yang diinginkan.
Bukan mendirikan dan ikut mengelola. Berat. Cape.
Beli saham saja perusahaan yang ada.
Tapi Jangan besar beli saham nya maksimal 5 %.
Kalau dananya cukup. Uangnya Disebar ke berbagai perusahaan.
Dalam kaidah investasi. Untung no dua. Yang pertama adalah keamanan.
Dalam investasi yang dinilai bukan prospek tapi kinerja masa lalu. Prospek itu hanya sekedar angan angan.
Bisnis hanya cocok dilakukan oleh enterpreneur, pengusaha. Bukan organisasi atau perkumpulan. Berat. Sulit atau bahkan tidak akan berhasil.
Organisasi cukup Kumpulkan saja dana lalu investasi kan beli saham perusahaan yang diinginkan. Fokus menjadi investor. Jadi Investment company bukan operating company. Biarkan orang lain yang lebih pintar menjalankannya