Kotak Infaq Makam Sunan Kalijaga

Dari dulu ingin sekali melihat makam sunan Kalijaga di Demak. Tujuannya bukan ziarah tapi wisata aja. Ingin lihat aja.

Karena tidak yakin apakah itu betul makam sunan Kalijaga. Pas lagi di Semarang memutuskan untuk kesana.

Setiba di sekitar makam kita diarahkan ke tempat parkir sudah ada tukang parkir yg sayang nya saat datang dan pulang harus bayar.

Dari tempat parkir kita diarahkan ke arah makam dengan melewati pasar. Karena isinya banyak orang jualan.

Setelah jajaran toko yg banyak itu. Lalu mulai masuk daerah permakaman. Dan sangat terkejut. Banyak sekali orang sambil menjaga kotak infak meminta minta.

Bahkan sebagian diantara nya dengan memaksa. Ketika tidak dikasih mereka memukul mukul kotak infak.
Bibi saya bawa uang receh banyak.

Hampir semua kotak infak di kasih. Tapi karena kotak infak nya banyak. Tidak semua dapat. Saat kotak infak itu tidak diisi uang. Penjaga nya tidak suka.

Saya pun protes. Saya datangi juga kantor makam dan bertanya soal kelakukan penjaga kotak infak itu. Jawaban mereka itu tidak dipaksa dan mendatangkan barokah dan rezeki.

Saya jawab. Kenyataan nya itu dipaksa. Dan bila benar mendatangkan barokah. Para penjaga kotak infak yg sudah puluhan tahun di makam ini. Harusnya sudah kaya raya tidak bakal minta minta.

Kotak infak ini banyak. Para peziarah yg kebanyakan dari desa. Harus diputar putar jalannya sebelum sampai makam sunan kalijaga.

Di tempat makam banyak yg berdoa. Ada Sambil nangis ada yg sangat khusu.

Ada yg berjamaah ada yg sendiri. Saya mengamati saja. Tidak berdoa. Karena tidak yakin tempat ini benar makam sunan Kalijaga. Bukti sejarah nya kurang.

Setelah berdoa, para peziarah diarahkan ke suatu sumur. Banyak yg mengambil air di sumur itu. Sedekah 5 ribu atau seikhlasnya per botol.

Ada yg Langsung diminum, ada yg membasuh mukanya, ada yg mengguyur kepalanya ada juga yg menyiram sekujur tubuhnya. Semua sambil berdoa ke arah makam.

Bibi saya yg percaya dengan hal itu. Juga mau minum.tapi saya stop. Karena kuatir tidak bersih airnya. Dari sumur yg tidak jelas. Ditampung di satu tempat. Diragukan kebersihan nya.
Saya bilang dibawa pulang aja dimasak baru diminum. Ini bukan zam zam.

Setelah dari sumur itu mau pulang melewati lagi barisan para penjaga kotak infak yg meminta sedekah.

Sedikit memaksa juga. Sambil teriak shodaqoh shodaqoh.
Setelah melewati itu ketemu lagi barisan toko menawarkan oleh oleh dan makanan. Harga relatif murah.

Sambil ke arah mobil, melihat peziarah pulang dengan wajah cerah dari berbagai daerah menaiki bis. Gembira. Tertulis rombongan ziarah wali