Ada satu konsep yang jadi hal penting dalam mazhab cash. dimana untuk menghindari perbankan dalam hal modal. kita perlu menggunakan strategi light asset.
Apa itu light asset?
Apakah penerbit harus punya mesin cetak ?
Apakah penerbit harus punya Gedung dan gudang yang besar ?
Pertanyaan seperti ini sering dilontarkan. Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara penerbitan dan percetakan. Yang sudah lama bergelut di dunia penerbitan pun kadang lupa dengan definisi keduanya. Atau kadang tergoda. Sudah aktif di penerbitan, lalu mencoba punya mesin cetak sendiri.
Sepengetahuan saya yang dulunya aktif di penerbitan, lalu main di dunia percetakan sedikit sekali yang berhasil. Karena ini industri yang berbeda strategi.
Penerbitan adalah dunia light asset. Asset yang ringan. Yang relative murah. Berbeda dengan percetakan yang harus heavy asset. asset yang berat. Yang perlu biaya dan modal yang besar Ini menariknya bisnis di penerbitan dibandingkan percetakan.
Mengapa strategi light asset ini bagus ?
Dalam strategi ini. Berusaha sekuat tenaga. Tidak beli aset.
Seperti mesin dll. Yang perlu biaya tinggi.
Optimalkan modal yg ada untuk modal kerja. Bukan untuk beli aset. Apalagi aset yg mengalami penurunan nilai.
Strategi light Asset ini adalah solusi bagi yang ingin menghindari bank.
Untuk menghindari bank tidak bisa ujug ujug. Perlu proses.
Dimulai dari perencanaan strategi. Sayangnya ada yg menghindari bank tidak memulai dari perencanaan strategi. Akibatnya terbelit dengan ucapannya sendiri.
Suatu bisnis dikatakan untung apabila pengembalian modalnya lebih tinggi daripada modal yg ditanam.
Ini bisa dicapai bila dana modal hanya benar benar dipakai untuk sesuatu yg langsung memberikan manfaat.
Hati hati salah strategi salah langkah bisnis hancur. Keluarga terganggu.
Bila ingin bisnis atau dagang tanpa bank tanpa investor tanpa leasing. Bisa memakai light Asset strategy. Ini strategi yg ampuh.
Strategi ini sudah coba diterapkan secara pribadi dari awal usaha. Sampai sekarang Jabal tidak punya mesin cetak. Strategi sederhana yang manjur.
Fokus ke hal yang menghasilkan pendapatan secara langsung
Dalam lingkungan bisnis saat ini, perusahaan harus gesit dan bisa beradaptasi untuk bertahan hidup.
Strategi Light Asset bisa membantu bisnis Anda untuk tumbuh hanya dengan menginvestasikan seperempat hingga sepertiga dari modal yang biasanya dibutuhkan.
Mari kita ambil contoh layang-layang. Jika Anda memberi beban padanya, apakah dia bisa terbang? Jawabannya pasti tidak.
Hal yang sama juga berlaku untuk bisnis memiliki banyak aset. Meskipun tingkat kendali secara keseluruhan dalam bisnis semacam itu mungkin lebih besar daripada bisnis asset-light, mereka pada akhirnya akan kena biaya tinggi
Keunggulan Light Asset
Keunggulan kompetitif suatu bisnis ditentukan oleh pengembalian modal yang lebih tinggi yang ditanamkan di dalamnya.
Sekitar 80% bisnis baru gagal. Karena mereka memulai dengan biaya tetap yang tinggi dan tanpa diimbangi dengan pendapatan yang cukup.
Ide model bisnis yang ringan dan ramah investasi bertujuan untuk menjaga modal aset lebih sedikit dibandingkan dengan biaya operasinya.
Ini adalah kunci keberhasilan bagi kebanyakan startup karena kemampuannya untuk meningkatkan skala, dibandingkan dengan metode lain.
Setiap pengusaha pasti ingin memulai perusahaannya dengan aset sesedikit mungkin.
Tidak membutuhkan banyak aset berwujud fisik seperti gedung, mesin, gudang, dan lainnya, atau apapun yang membutuhkan investasi besar. Namun, satu hal yang tidak dapat mereka lakukan tanpanya adalah pengadopsian teknologi.
Belajar dari Gojek
Sebuah perusahaan biasanya memulai perjalanan light asset mereka dengan mengidentifikasi aset dan kapabilitas mana yang merupakan inti dari bisnis tersebut untuk memberikan nilai kepada basis pelanggan mereka saat ini.
Di Penerbitan misalnya, penerbit dapat menemukan jalan menuju kemampuan operasional yang lebih besar dengan mengalihkan cetak ke percetakan yang memang ahli disana. Yang sanggup memberikan harga terbaik dan efesien.
Gojek adalah perusahaan ojek online yang tidak memiliki armada resmi. Ini adalah contoh asset-light business model. Gojek mengumpulkan data dan berkoordinasi dengan pemilik motor dan pengguna untuk menengahi kesepakatan di antara keduanya.
Keuntungan dari Light Asset
Perusahaan yang menerapkan asset-light dapat memperluas jangkauannya ke lokasi baru hanya dengan mengeklik satu tombol saja dan meningkatkan jumlah partner di dalam jaringannya.
Beberapa keuntungan lain dari asset-light business model adalah:
- Biaya investasi dan operasional bisnis menjadi lebih sedikit sehingga pendapatan dan keuntungan akan lebih banyak;
- Startup dapat memiliki bagian operasional dari perusahaannya dan mengalihdayakan aset lain yang diperlukan;
- Model bisnis ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada bisnis era baru yang mendukung penggunaan teknologi untuk dapat berkembang jauh lebih cepat daripada industri aset-berat tradisional
- Skalabilitas cepat ini memberi mereka keunggulan yang pasti atas orang lain di pasar.
Lebih Fleksibel
Setiap perusahaan berusaha untuk mengejar strateginya dengan tingkat kepemilikan aset serendah mungkin, tetapi menentukan tingkat yang optimal merupakan tantangan.
Sebagai pengusaha penerbitan modal dengkul. Kita sering menghadapi dilema berat ketika mempertimbangkan bobot aset.
Model yang padat aset dan terintegrasi secara vertikal menawarkan kontrol yang unggul, tetapi model tersebut mengikat modal yang signifikan dan seringkali terbukti kurang fleksibel dalam lingkungan yang cepat berubah.
Sebaliknya, model light asset memberikan fleksibilitas yang lebih besar, tetapi mungkin sulit untuk mengelolanya, dan risiko membocorkan kekayaan intelektual atau menjadi kurang berharga lebih besar.
Pengembalian Aset yang Lebih Baik.
Meskipun perusahaan light asset rata-rata memiliki margin yang lebih rendah
(dengan satu atau lain cara, mereka harus “membayar sewa” pada aset yang mereka gunakan tetapi tidak mereka miliki)
Hal ini biasanya lebih dari diimbangi oleh manfaat aset yang lebih rendah. Faktanya, semakin banyak perusahaan dengan aset ringan rata-rata memperoleh pengembalian aset yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka.
Menjaga keuntungan tetap tinggi
Perusahaan dengan biaya tetap tinggi bergantung pada pendapatan untuk menutupi biaya tersebut, sehingga laba bersih bergantung pada pemanfaatan—dan laba dapat berayun secara luas dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Sebaliknya, biaya perusahaan dengan aset ringan lebih bervariasi relatif terhadap pendapatan mereka, sehingga laba tidak terlalu fluktuatif.
Fleksibilitas yang Lebih Besar.
Perusahaan dengan tingkat kepemilikan aset yang lebih rendah mampu merespon lebih cepat terhadap perubahan permintaan, kemajuan teknologi, peluang pasar baru, dan gangguan rantai pasokan.
Perusahaan ringan aset kurang bergantung pada aset warisan, mereka juga dapat merespons lebih cepat terhadap kondisi pasar baru dan perubahan teknologi.
Saat covid kemarin perusahaan yang assetnya ringan akan lebih mudah berganti produk jualannya. atau mengubah teknik pemasarannya. kalau yang sudah punya asset berat. hampir tidak bisa mengubah nya dengan cepat.
Penghematan Biaya Berbasis Skala Lebih Tinggi.
Model light asset dapat membantu perusahaan mencapai skala tanpa harus menginvestasikan modal.
Menjadi light asset juga dapat membantu perusahaan menghindari tidak ekonomisnya skala yang timbul dari memiliki banyak toko kecil di banyak lokasi.
Misalnya, jauh lebih efisien bagi pemilik restoran untuk mewaralabakan gerai ritelnya yang lebih kecil daripada mengoperasikan ribuan toko kecil.
Manfaat tambahan: pewaralaba menjalankan toko sebagai pemilik, bukan karyawan, sehingga mereka memiliki kepentingan dalam bisnis dan memiliki motivasi tinggi.
Strategi light asset di penerbitan bisa berhasil bila menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan serta memungkinkan antara penerbit dan percetakan
Masing-masing fokus mengelola kemampuan terbaik mereka sambil menciptakan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan nilai bagi semua kepentingan mitra dalam ekosistem bisnis.